Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review Link - Eat, Love, and Kill. Drakor yang Bikin 'Suudzon'

Kalau dalam dunia buku ada istilah jangan menilai buku dari sampulnya, dalam drakor bisa berlaku istilah jangan menilai drakor dari posternya.

Salah satu buktinya drakor yang lagi on going di Disney+ Hotstar. Judulnya Link: Eat, Love, Kill. Dari posternya tampak sweet, pas nonton sampai 4 episode, lha kok malah dark.

review link eat love and kill

Review Link - Eat, Love, and Kill

Drakor ini ceritanya tentang Eun Gye Hoon (Yeo Jin Goo), seorang chef terkenal yang kembali ke tempat tinggal masa kecilnya karena ingin mencari tahu perihal saudara kembarnya yang hilang—secara misterius saat mereka masih berusia sepuluh tahun.

Sejak kecil Gye Hoon dianugerahi kelebihan serupa telepati. Ia bisa merasakan sisi emosional adiknya. Apa pun yang adiknya rasakan, ia juga bisa merasakannya. Senang, sedih, takut, gelisah, pokoknya apa pun itu, semuanya bisa terkoneksi dengan perasaan Gye Hoon.

Akan tetapi, sejak adiknya menghilang, kelebihan tersebut juga ikut menghilang. Mongomong, adiknya ini cewek ya, Bestie.

Anehnya, 18 tahun kemudian, kelebihan unik (kalau tidak bisa disebut aneh) tersebut muncul kembali.

Kok bisa?

Adalah Noh Da Hyun (Moon Ga Young), cewek yang tinggal di seberang restoran Gye Hoon, "penyebabnya". Entah kenapa, Gye Hoon bisa merasakan sisi emosional Da Hyun.

Gara-gara telepati aneh itu, Gye Hoon dianggap (maaf) gila oleh orang-orang di sekitarnya. Bagaimana tidak, ia sering tiba-tiba tertawa ataupun menangis tanpa alasan yang jelas.

Konflik kemudian terjadi ketika satu peristiwa kematian yang melibatkan Da Hyun, terjadi. Seorang penguntit "terbunuh" secara tidak sengaja. Kejadian ini sebenarnya dilematis karena jika dilihat dari sudut pandang yang lebih luas, si "pelaku pembunuhan" adalah korban yang cuma berusaha membela diri.

link eat love and kill

Gambarannya begini: kalian pernah baca berita tentang korban yang dijambret/dibegal lantas tidak sengaja menghilangkan nyawa si penjambret/pembegal karena berusaha membela diri, kan? Nah, kurang lebih begitulah kasusnya.

Yang bikin menegangkan adalah mayat si penguntit tiba-tiba hilang tanpa jejak. Siapa pelakunya? Masih misteri banget. Warga di daerah tempat tinggal Da Hyun mencurigakan semua soalnya. Persis kayak kasus hilangnya adiknya Gye Hoon. Semuanya berpotensi jadi suspect. Bahkan sampai bapak polisi senior pun, patut dicurigai. Nonton drakor ini, saya jadi sering-sering suudzon, dah.

Kalau digambarkan dalam bentuk kata-kata, saya rasa, seru dan menegangkan adalah kata-kata yang pas untuk menggambarkan Link. Meskipun unsur romancenya lumayan kuat, tetapi secara keseluruhan justru tidak mengganggu cerita misteri yang dihadirkan.

Sejauh empat episode yang sudah tayang, misteri besarnya sih cuma itu, tentang hilangnya saudara kembarnya Gye Hoon dan hilangnya mayat si penguntit.

Untungnya, meskipun bikin tegang dan ikut menebak-nebak, drakor ini juga menebarkan adegan-adegan komedi ringan yang bisa menurunkan tensi ketegangan. Bagi saya yang selera humornya terbilang receh, drakor ini bisa banget bikin ketawa tipis-tipis.

Jadi, nggak diajak tahan napas terus. Selain komedi, penonton juga disajikan visual makanan yang menggugah selera beserta cara memasaknya.

Sisi lain yang juga menarik adalah, Link juga menyinggung perihal toxic relationship dan KDRT.

Kita semua tahu hubungan kayak begitu nggak sehat untuk dijalani. Namun, melalui pengakuan si istri sekaligus korban, untuk bisa keluar dari hubungan tersebut pun, bukan hal yang mudah. Ada banyak hal yang jadi pertimbangan. Salah duanya karena tidak mau mengecewakan keluarga besar dan adanya ancaman terkait keselamatan diri sendiri dan keluarga.

Ya, kita mungkin bisa punya pendapat berbeda. Namun, faktanya memang begitu. Di luar sana ada banget perempuan/istri yang memilih bertahan karena merasa akan lebih banyak orang yang menjadi korban jika memilih berpisah. Tetangga saya salah satunya.

Dia sudah sering mendapat dukungan untuk bisa keluar dari hubungan pernikahannya yang tidak sehat, tetapi dia memilih bertahan karena tidak mau membuat keluarganya kecewa dengan adanya perceraian.

Sedih sih, ya, huhuhu.

Balik lagi tentang Link. Sebagai pendatang baru di dunia perdrakoran, lebih tepatnya penikmat drakor, saya bisa bilang drakor ini unik. Alur ceritanya menggabungkan beberapa genre, tetapi tidak saling tumpang tindih. Pas. Sesuai porsi. Makanya, nggak bikin bosan.

Dibanding Doctor Lawyer yang juga sedang tayang di Disney+, Link terbilang lebih ringan meski sama-sama bergenre misteri. Paling tidak, itu penilaian saya setelah menonton keduanya sampai empat episode. Apakah nanti akan berubah? Ya, saya juga nggak tahu. Kan, masih on going, wqwqwq.

Intinya, kalau lagi pengen nonton drakor yang ada genre misterinya, Link bisalah jadi salah satu pilihan. Kalaupun masih asing dengan nama pemainnya, paling tidak drakor ini bisa tetap dinikmati dengan alur ceritanya yang mantapss.

Atau, kalian ada yang lagi nonton juga? Gimana… Gimana? Cerita yuk pendapat kalian tentang drakor ini!

Author : UtamyyNingsih

Baca juga review drakor Our Blues di sini ya

Han
Han Lebih suka dipanggil Han ketimbang Lohan. Menikmati sebagai penuntut ilmu sejati. Blogger cupu yang punya mimpi seperti bos kapanlagi

1 comment for "Review Link - Eat, Love, and Kill. Drakor yang Bikin 'Suudzon'"

  1. Drakor genre thriller emang suka bikin suudzon.

    ReplyDelete