Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Fitur Kenangan di Facebook yang Bikin Dilema

Pernahkah kamu merasa memiliki love and hate relationship pada satu hal? Kalau saya iya, salah satunya adalah,love-hate relationships dengan yang namanya fitur kenangan di facebook.

Jujur saya katakan, fitur kenangan di facebook ini bisa bikin saya dilema, Ada kalanya saya merasa fitur macam begini mending nggak usah ada. Sebab, esuatu yang kadang sudah pengen banget untuk nggak diingat-ingat lagi, lah kok malah muncul tiba-tiba. 

Namun, di lain sisi ada kalanya juga saya merasa berterima kasih banget sama fitur ini, kenangan yang muncul kadang bikin hati jadi terasa hangat. Cuma lihat foto atau baca status zaman dulu aja sudah bisa bikin bahagia.

fitur kenangan di facebook

Saya merasa, fitur kenangan di Facebook ini memang penuh kejutan. Saat ada notifikasi kenangan di facebook, saya malah jadi deg-degan sendiri. Kenangan macam apalagi ini yang akan muncul? Mau diabaikan tapi penasaran, mau dilihat, tetapi kok yah perasaan jadi gimana … gitu. 

Daripada penasaran mending dilihat sajalah, yah. Toh kalaupun memalukan tetap bisa jadi bahan tertawaan.

Seperti tadi pagi, saat ada notifikasi kenangan, saya langsung gercep. Dilihat deh tuh kenangan yang muncul. Buseeetttt…yang muncul adalah foto saya di air terjun dengan gaya ala personil Cheryybelle. Berdiri di atas batu, di depan air terjun, kemudian dua tangan saya bertopang dagu ala Cherrybelle, lalu ditambah dengan senyum yang (sok) manis. 

Oh Tuhan, entah darimana saya bisa dapat ide seperti itu. Di air terjun kok yah posenya begitu amat yah. Tapi emang iya sih, dulu saya sempat suka dengan lagu-lagunya Cheryybelle,wqwqwq.

Keterkejutan itu ternyata belum berhenti sampai di situ. Karena pada tanggal dan bulan yang sama, sepuluh tahun yang lalu, saya pernah mengunggah kalimat galau dengan penulisan yang sungguh bikin saya pengen garuk-garuk dinding pesawat.

“Aq yAn9 mErinDukanMoe, tAPi kAu mEmiLih BeRSaMax”

Saya tidak ingat itu kalimatnya dalam konteks apa dan ditujukan kepada siapa. Tahun-tahun segitu seingat saya, saya belum punya pacar. Apa mungkin itu ditujukan untuk pacarnya orang? Nggak ingat juga sih.

Tentu saja bukan tentang dalam konteks apa dan ditujukan kepada siapa yang menjadi sumber masalah dari kalimat diatas. Masalahnya adalah, lihat saja bagaimana rangkaian huruf-huruf itu. Sudah hurufnya besar-kecil, dicampur dengan angka, masih pakai singkatan yang aneh pula. A+q= aku. Belum lagi x=nya. Ckckckckck….

Kalau kata yang disingkat-singkat itu sih sebenarnya terinpirasi dari aktivitas SMS-an sih yah. Nah, kalau kombinasi huruf dan angka, huruf besar dan huruf kecil itu terinspirasi dari mana? Plat kendaraan bermotor juga nggak segitunya keleuuss.

Apesnya lagi, cara penulisan yang seperti itu ternyata memang sering saya pakai bahkan ketika berkomentar pada unggahan teman-teman. Akhirnya, ketika mereka membaca lagi komentar-komentar saya, otomatis saya jadi bahan tertawaan. 

Pernah tuh ada teman saya yang meng-screenshoot komentar saya, kemudian mengunggahnya di akun facebook pribadinya. Tidak perlu menunggu waktu lama, teman-teman lain yang melihat unggahan tersebut langsung menertawakan. Padahal yang menertawakan pun belum tentu tidak pernah alay dalam hidupnya. Ayo, ngaku!

Alay itu sendiri menurut KBBI adalah anak layangan; gaya hidup yang berlebihan untuk menarik perhatian. Hmm…meskipun saya akui apa yang saya lakukan itu termasuk kategori alay, tetapi kalau dibilang untuk mencari perhatian, sepertinya tidak juga.

Meskipun merasa malu karena pernah alay, tapi dari ke-alay-an itu justru saya jadi belajar banyak hal. Yang pertama tentu saja belajar untuk tidak alay kalau nggak mau nantinya diketawain. Terus juga jadi belajar untuk lebih bijak dalam menyikapi sebuah trend. 

Gaya penulisan yang aneh kayak di atas itu kan pernah sangat ngetrend pada masanya. Gaoolll banget gitu. Dan masih banyak hal lainnya yang saya rasa cukup untuk jadi bahan introspeksi diri.

Pernah alay itu memang malu-maluin. Namun, jika diingkari pun susah, karena ada jejak digital yang merekamnya. Maka yang bisa saya lakukan tentu saja adalah menerimanya lalu menjadikannya pelajaran.

Yah, balik lagi, meskipun fitur kenangan ini menjadi jejak ke-alay-an saya pada masa lalu, tetapi di lain sisi kalau bukan karena facebook yang mengingatkan, saya mungkin tidak akan ingat dengan banyak hal dan kejadian yang membahagiakan. Jadi, yah, sudahlah, mari berdamai saja dengan fitur kenangan di facebook.

Kadang, antara cinta dan benci, batasnya memang sangat tipis, ahaaaiiii ...


Yang curhat: UtamyyNingsih

Han
Han Lebih suka dipanggil Han ketimbang Lohan. Menikmati sebagai penuntut ilmu sejati. Blogger cupu yang punya mimpi seperti bos kapanlagi

Post a Comment for "Fitur Kenangan di Facebook yang Bikin Dilema "