Belajar Soal Profesionalisme di Dunia Kerja dari Selling The OC dan Selling Sunset Netflix Series
Selling The OC dan Selling Sunset merupakan dua Netflix Series yang akhir-akhir ini saya tonton. Meskipun ada banyak sekali season-nya, tapi beberapa hal yang akhirnya perlu kita garis bawahi di sini adalah soal profesionalisme di dunia kerja, dan kekaguman saya dengan etos kerja serta kebiasaan mereka ketika berada di kantor, di luar kantor, dan juga di rumah.
Sebelum itu, mungkin teman-teman perlu tahu dulu kali ya, kedua Netflix Series ini bahas apa?
Sinopsis Selling The OC dan Selling Sunset
![]() |
source: TV Insider |
Jadi Selling The OC ini adalah lanjutan dari Selling Sunset dengan "agen real estate" yang berbeda karena Oppenheim Group berekspansi ke daerah Orange Country.
Selling Sunset dan Selling The OC sendiri adalah sebuah reality show berseri yang ditayangkan Netflix dan berkisah tentang Oppenheimer Group. Sebuah firma pialang real estate kelas atas yang berada di beberapa daerah. Seperti California, Orange Country, dan beberapa daerah lain.
Selling The OC dan Selling Sunset mengisahkan kehidupan sekelompok agen saat mereka menjalani keseharian baik pribadi maupun profesional mereka, selain bagaimana mereka bekerja sebagai agen real estate yang mengetuk dari pintu ke pintu untuk mendapatkan penjual dan pembeli.
Setiap season selalu ada kisah dan fokus baru yang bisa kita nikmati. Selain itu, teman-teman juga diajak untuk melihat berbagai macam properti mewah di Amerika lengkap dengan harga serta biaya pemeliharaannya untuk beberapa rumah yang ditayangkan.
Pelajaran dari Reality Show Selling The OC dan Selling Sunset
![]() |
source: Demolition Music |
Beberapa hal yang saya soroti dari serial ini, terlepas dari budaya mereka yang bebas dan berlawanan dengan adat ketimuran kita, juga terlepas dari bagaimana gaya hidup mereka yang dinilai "too much" oleh banyak netizen ya, tapi yang jelas saya hanya berfokus pada pelajaran positif yang bisa saya ambil dari series ini.
1. Amerika, Surganya Para Pekerja
Setelah nonton beberapa series dari Selling The OC dan beberapa episode dari Selling Sunset saya berani mengatakan bahwa Amerika adalah surga bagi para pekerja, apalagi jika dibandingkan dengan negeri saya sendiri, Indonesia.
Kalau di Indonesia melamar pekerjaan harus memenuhi syarat yang sangat panjang dengan poin yang seolah akan terus bertambah seiring waktu, maka berbeda dengan yang ditampakkan di Selling The OC.
Saat Ali Harper ingin bergabung menjadi agen real estate Oppenheim Group, ia hanya perlu mengatakan pada bosnya bahwa ia tertarik menjadi agen. Ia juga menjelaskan latar belakang pendidikannya, pengalaman yang selama ini pernah ia jalani terkait dengan personal branding dan marketing.
Si Jason, salah satu pemilik Oppenheim Group juga hanya bertanya keinginan serta mengapa ia ingin menjadi agen. Setelah itu semua terjawab ia hanya mengatakan bahwa Oppenheim Group tidak akan melihat kesuksesan kecuali dari hasilnya. Bahkan ia berkata :
Semua orang di sini awalnya juga tidak tahu apa yang harus dilakukan. Tapi mereka mau untuk belajar, bekerjasama dan mengkomunikasikan segala sesuatunya agar tidak "salah belajar". Sehingga jadilah agen-agen hebat yang ada di kantor Oppenheim Group seperti sekarang.
Hal ini menunjukkan bahwa siapa dirimu, punya jabatan apa Ayah maupun Ibumu atau bahkan suamimu, itu semua tidak penting jika kamu tidak berhasil menjual satu properti pun selama bekerja.
Mereka tidak membutuhkan ijazah, tidak perlu pula sertifikat kejuaraan dimana-mana, pun juga tidak membutuhkan nilai tes di atas kertas. Yang terpenting adalah komitmen kita pada perusahaan dan juga bagaimana hasil dari pekerjaan kita.
2. Jadi Profesional di Lokasi dan Waktu Yang Tepat
Pelajaran dari kisah para agen ini benar-benar menampar keras kehidupan para pekerja di Indonesia. Kalau pekerja di Indonesia suka direcoki dengan hal-hal basic yang diberikan atas dasar "senioritas", tidak dengan pekerja di sana.
Profesionalitas adalah hal penting yang selalu dijunjung tinggi. Kalau kamu ngga bisa melakukan ini ya berarti kamu ngga cocok di sini, jangan bebankan pekerjaanmu ke orang lain! Gitu lah kasarannya.
Selain itu, karena mereka adalah agen real estate di kota kecil, maka reputasi adalah segalanya. Hal-hal yang sebaiknya tidak kita lakukan juga ketika berada di lokasi yang sama dengan klien atau pelanggan karena profesionalisme harus tetap terjaga.
3. Yang Penting Closing!
Salutnya itu, mau menggunakan atribut apa pun kamu, mau menggunakan berapa pun jam kerja, mau bawa pet sekalipun, asal tidak mengganggu yang lainnya, yang penting closing!
Tidak peduli apakah kamu adalah seorang junior di kantor, bukan berarti kamu harus mengalah dengan senior kalau perkara closingan, hehehe.. jadi jenjang senioritas itu tidak berlaku sama sekali di sana.
Meskipun begitu, tetap saja ada tenggat waktu ya teman-teman. Bebas tapi tetap disiplin sesuai deadline. Hal ini menunjukkan bahwa kedisiplinan adalah hal terpenting yang harus mereka tanamkan untuk diri sendiri jika tidak ingin tertinggal dengan rekan kerja lainnya.
Kalian boleh keluar kemana saja kalian suka, menghabiskan liburan berapa lama, asalkan target yang diberikan oleh bos bisa dipenuhi tepat waktu. Bos tidak akan peduli kamu tidak akan masuk kantor selama dua pekan, asalkan pekerjaanmu bisa jalan, dan tentu saja kerugian ditanggung masing-masing.
Karena atasan sudah pasti tidak akan mengadakan rapat yang sama berulang-ulang. Kita hanya perlu tahu rapat sedang membahas apa dan apa yang bisa kita lakukan?
4. Ruang Luas Untuk Kreativitas
Yang tidak kalah penting, bos bukan nungguin para karyawannya dan mengintai cara kerjanya. Namun bos hanya akan memantau sejauh mana progres yang dilalui oleh para karyawannya dari hari ke hari. Sehingga ruang untuk mengembangkan kreativitas pun terbuka lebar untuk para pekerja di sana.
Duh, gimana ngga betah? Sebagai pekerja yang tidak bisa duduk diam di kantor, tentu ini adalah hal yang sangat saya inginkan. Bekerja semaksimal mungkin, yang penting closingan, diberi kesempatan untuk menggali kreativitas sebanyak-banyaknya, bukankah hal tersebut adalah surga untuk para pekerja?
Selain itu, dengan kreativitas tersebut kita jadi punya banyak jalan untuk punya solusi dari setiap permasalahan. Tidak semua orang punya dan tempatmu bekerja memberimu kesempatan untuk mengasah problem solving tersebut, gimana? Ngga ada tempat kerja yang lebih baik dari itu, bukan?
Itulah pelajaran yang saya dapatkan dari serial Netflix ini, bagaimana dengan kalian? Selain dramanya yang mulai melelahkan, adakah yang sependapat dengan saya bahwa Selling The OC adalah tempat untuk kita sebagai pekerja belajar iklim pekerja di sana?
Atau ada yang punya pendapat lain? Silakan utarakan pendapatmu di kolom komentar yuk!
Baca juga ulasan film lainnya di sini yaa!
Post a Comment for "Belajar Soal Profesionalisme di Dunia Kerja dari Selling The OC dan Selling Sunset Netflix Series"