Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Nilai dan Dampak Positif dari Drakor Extraordinary Attorney Woo

Drakor Extraordinary Attorney Woo, akhirnya sampai pada episode terakhir pada Kamis kemarin (18/8).

Berdasarkan pantauan pribadi di Twitter, sama seperti beberapa episode sebelumnya, untuk episode terakhir pun drakor bertema hukum ini, lagi-lagi masuk dalam daftar trending topic. Umumnya, penonton drakor ini pun merasa puas dan senang dengan tayangan penutup yang happy ending.

extraordinary attorney woo

Menantikan Season 2 Drakor Extraordinary Attorney Woo

Meski kabarnya season 2 baru akan tayang 2024 mendatang, setidaknya penonton nggak merasa digantung, apalagi dibuat patah hati.

Saya termasuk salah satu pengagum drakor ini. Meski temanya hukum, tetapi tidak begitu menegangkan dan bikin mikir keras. Rasanya justru saya diajak untuk melihat beragam nilai kemanusiaan.

Salah satu kasus yang diangkat dan rasanya begitu berkesan adalah permasalahan pembagian harta warisan yang tayang pada episode keempat.

Dalam episode tersebut diceritakan tentang dua orang kakak yang berusaha menipu adik mereka sendiri, demi mendapatkan harta warisan dalam jumlah yang lebih besar dari apa yang sebenarnya menjadi hak mereka.

drakor extraordinary attorney woo

Si adik yang tinggal di desa adalah sosok sederhana yang tidak menyentuh pendidikan tinggi. Beda dengan kedua kakaknya yang tampil sebagai kaum elite dengan jas dan sepatu yang mengilap dan lulusan sarjana di kota.

Harta membuat dua orang kota itu menepiskan ikatan darah. Rasa hormat, segan, dan sayang dari seorang adik, mereka balas dengan perbuatan licik. Meminjam kutipan dalam novel Entrok karya Okky Madasari, "sekolah kok malah membuatmu tidak menjadi manusia?"

Peristiwa semacam itu saya rasa tidak asing kita jumpai. Kalaupun tidak dialami langsung, setidaknya pernah mendengar ataupun membaca kasus serupa—ketamakan yang bikin lupa ikatan persaudaraan.

Secara utuh, satu hal yang menurut saya paling mengena dari drakor ini adalah kita diajak untuk lebih peka atau terpantik untuk mencari tahu perihal autisme. Saya tentu sudah sering mendengar dan membaca kata autis/autisme, tetapi baru setelah menonton drakor ini saya jadi tahu bahwa karakter atau gejala dari penderita autisme bisa berbeda-beda tiap individu. Persis seperti yang diceritakan pada episode ketiga dalam drakor ini.

Bahkan lebih jauh, dalam episode ketiga, yang juga penting untuk di-highlight adalah bagaimana penyandang disabilitas begitu rentan menjadi korban diskriminasi. Penyandang disabilitas kerap kali dijadikan warga kelas dua yang terpinggirkan.

Jika kalian sudah menonton drakor ini, mari ingat-ingat kembali bagaimana “ruang persidangan” menyudutkan Young Woo. Di luar, netizen pun begitu masif melontarkan kalimat-kalimat menyakitkan terhadap terdakwa yang juga mengidap autisme.

Rentetan tekanan tersebut lantas berujung pada merosotnya tingkat kepercayaan diri Young Woo. Ia mulai mempertanyakan self worth-nya sebagai seorang pengacara.

Selain diskriminasi, penyandang disabilitas juga rentan menjadi korban kekerasan seksual. Hal tersebut bisa kita lihat dari tayangan episode sepuluh. Selain itu, yang juga patut diperhatikan pada episode tersebut adalah bagaimana Young Woo dan Shin Hye Young yang merasa ingin dicintai dan mencintai, tetapi sekaligus kesulitan memaknai arti cinta dan menjalin hubungan percintaan itu sendiri.

Selain berdampak pada kehidupan manusia, drakor ini juga mebawa dampak positif pada lumba-lumba. Melansir dari theasianparent.com, dikabarkan bahwa 21 lumba-lumba akuarium dilepaskan—secara bertahap—ke laut.

Hal tersebut tidak lepas dari sosok Young Woo yang punya ketertarikan lebih pada dunia paus dan lumba-lumba. Sepanjang 16 episode pun Young Woo begitu antusias berbagi ilmu pengetahuan tentang kedua hewan laut tersebut. Bahkan, kerap kali melontarkan sindiran terhadap pihak-pihak yang menempatkan paus dan lumba-lumba, bukan pada habitat aslinya.

Masih banyak sebenarnya nilai-nilai positif yang melekat erat dalam drakor ini yang menarik untuk diskusikan. Setelah menonton drakor ini, saya pribadi memasukkan Extraordinary Attorney Woo dalam daftar tiga besar drakor terbaik yang saya tonton sepanjang delapan bulan berjalan tahun 2022.

Baca juga review drama korea lainnya di sini yuk!


Author : UtamyyNingsih

Han
Han Lebih suka dipanggil Han ketimbang Lohan. Menikmati sebagai penuntut ilmu sejati. Blogger cupu yang punya mimpi seperti bos kapanlagi

Post a Comment for "Nilai dan Dampak Positif dari Drakor Extraordinary Attorney Woo"