Oase di Tengah Info Perselingkuhan, The Notebook Film Meredakan Kegelisahan Para Wanita
Belum habis netizen mengulik info soal dugaan perselingkuhan istri salah satu pemain sepak bola muda di Indonesia, datang lagi isu perselingkuhan seorang selebgram dengan suami sahabatnya sendiri. Seolah-olah dunia ini tidak ramah lagi untuk para pasangan~
Akhirnya tidak sedikit para jomblowan jomblowati yang "ketakutan" sendiri dan berpikir "sebaiknya tidak menikah" daripada harus sakit hati dan menyesal di kemudian hari.
Saya jadi lebih sensitif juga kalau suami izin pergi malam-malam. Curiga bohong gitu lho. Meskipun sebenarnya justru kita yang menciptakan ketakutan-ketakutan itu sendiri. Suami sedang baik-baik saja, ngga pernah macam-macam akhirnya kena getahnya juga.
Gelisah Karena Tsunami Info Perselingkuhan, Wajar Ngga?
Saya bertanya ke adik yang berprofesi sebagai psikolog, Mardliyatus Sa'diyah M.Psi, Psikolog : Wajar ngga sih kita jadi gelisah dan jadi ngga percayaan sama suami?
Saya juga sempat bertanya melalui halodoc : Wajar kah kita gelisah karena ketakutan akan ditinggalkan pasangan?
Jawaban dari psikolog dan juga ahli di Halodoc saya rangkum hingga kurang lebih seperti ini:
Rasa takut itu wajar. Ketakutan itulah yang menjadi akar masalah dari kegelisahan dalam diri, hingga mungkin mengganggu aktivitas bahkan kesehatan. Reaksi kecemasan dan kegelisahan juga bervariasi setiap orang. Ada yang mengalami gejala ringan hingga ekstrem. Kalau masih ringan sih wajar, tapi kalau sudah ekstrem itu berarti sudah tidak wajar dan segera konsultasikan dengan psikolog atau psikiater untuk segera mendapat pertolongan.
Sebagaimana yang kita lihat di media sosial akhir-akhir ini, apalagi twitter yang ngga bisa ditinggal barang sebentar saja. Ada saja bukti-bukti perselingkuhan yang terpampang nyata. Bahkan menimpa orang yang selama ini kita anggap sedang baik-baik saja.
Memang wajar sih kalau kita takut atau gelisah bahkan ketika perselingkuhan itu bahkan tidak terjadi. Karena perselingkuhan pastinya menjadi peristiwa traumatis dalam suatu hubungan.
Jadi ketika kita melihat informasi dengan "bahasan selingkuh" secara terus menerus, akhirnya membuat kita terpapar dan mempercayai seolah yang di depan kita juga demikian. Padahal bisa juga tidak kan?
Namun rasa curiga yang akhirnya menjadi kegelisahan yang besar bisa mendominasi diri kita. Lalu tidak kita sadari akan menggerogoti kebahagiaan diri sendiri. Bahkan membuat kita menjadi orang yang menyebalkan kadang-kadang.
Melansir dari Halodoc, jika sudah merasa kegelisahan atau rasa cemas tersebut berlebihan, ada baiknya teman-teman langsung konsultasi dengan ahlinya. Tentu saja diiringi dengan tindakan sederhana yang setidaknya bisa menenangkan diri sendiri, seperti : melatih pernafasan untuk membantu otak lebih rileks, tidur yang cukup, dan juga olahraga yang dinilai efektif untuk mengurangi kecemasan.
Nah kebetulan banget saya menemukan salah satu film yang menjadi oase di tengah kegelisahan dan ketakutan saya atau mungkin juga jutaan wanita lain. Yaitu film yang berjudul The Notebook. Kebetulan tayang di Netflix setelah film versi "lama"nya sukses bertahun-tahun lalu.
Kok bisa jadi oase? Karena setelah melihat ini saya jadi punya sudut pandang lain seorang pria, punya harapan bahwa tidak semua laki-laki itu bejat, tidak semua laki-laki itu buka cabang dimana-mana. Kisah dalam The Notebook bikin saya optimis masih banyak kok laki-laki yang setia menemani kita hingga maut memisahkan kelak.
The Notebook Film, Oase di Tengah Badai Perselingkuhan
Jadi Film The Notebook ini sebenarnya film lama guys, dulu tayang di tahun 2004 jadi sekitar 20 tahun lalu wkwkwkw. Entah kenapa kok Netflix menayangkan lagi film ini.
Malam itu setelah badai informasi perselingkuhan selama sebulan berturut-turut menerpa, tiba-tiba saja saya kangen nonton film bergenre romance. Karena sudah cukup lama ngga nonton Netflix akhirnya saya mencarinya melalui fitur genre di Netflix dan film pertama yang direkomendasikan saat itu adalah The Notebook.
Noah yang sedang membacakan kisahnya sendiri bersama Allie (yang ada di sampingnya) yang sedang mengidap demensia parah |
Saya membaca sinopsisnya sekilas, eh ternyata bagus! Jadi keterusan nonton sampai tamat.
Jadi Film The Notebook ini menyuguhkan kisah romantis yang manis sekaligus menyedihkan. Bayangkan saja saya nangis mimbik-mimbik sampai misek-misek jam 11 malam!
The Notebook diperankan oleh Ryan Gosling dan Rachel McAdams. Pasangan ideal banget, satunya cantik satunya lagi juga ganteng. Sudah sempurna tapi namanya juga film, ada perbedaan strata sosial antara Noah (Ryan Gosling) dan Allie (Rachel McAdams) membuat kita menyadari di pertengahan cerita bahwa cinta mereka ngga akan berhasil. Apalagi di zaman perang tahun 1940-an yang masih kental dengan rasisme dan juga lebarnya gap antar kelas sosial di masyarakat.
Long story short, Allie dan Noah yang bertemu di sebuah festival ini akhirnya berkencan di musim panas yang indah. Suatu hari, Noah mengajak Allie berjalan-jalan di kota, menunjukkan rumah yang ingin ia beli dan ia tinggali kelak bersama Allie di masa depan. Pokoknya mereka sudah membicarakan masa depan dengan optimis deh.
Siapa sangka mereka pergi sampai dini hari, sampai-sampai orangtua Allie melapor pada polisi dan bergegas mencari Allie sampai ketemu. Teman Noah, Fin, kemudian menemukan mereka di rumah tua yang kelak akan menjadi rumah Noah dan dipersembahkan untuk Allie.
Allie segera pulang diantar Noah. Namun ya namanya orangtua kaya raya, mana mau anaknya dipersunting oleh lelaki miskin pengrajin kayu? Noah pun mendengar orangtua Allie menyebutnya "sampah" hingga akhirnya Noah memutuskan untuk beranjak pergi dan tak melanjutkan hubungan yang sulit itu.
Namun Allie bersikeras untuk menahan Noah. Yah di situlah kemudian pertengkaran berlangsung. Noah dan Allie masih sama-sama muda, egonya masih besar, emosi masih menguasai keduanya, hingga akhirnya keduanya memutuskan untuk tak saling berhubungan lagi.
Itulah pertemuan terakhir mereka yang aslinya sih masih sama-sama suka. Sampai Noah menyibukkan diri untuk ikut pergi berperang, Allie juga mengabdikan diri menjadi petugas medis di peperangan. Namun nampaknya takdir tak berpihak pada mereka hingga Allie bertunangan dengan Lon, salah satu pejuang yang pernah ditolongnya di barak pengungsian.
Secara tak sengaja Noah dan Allie bertemu, namun saat itu Allie sudah bertunangan guys. Coba, bayangin gimana perasaan Noah :(( Sedihnya Noah tuh selama tujuh tahun menunggu Allie, begitu pun Allie. Noah juga setiap hari mengirim surat pada Allie hingga terkumpul 365 surat. Namun surat itu tak pernah sampai ke tangan Allie karena disembunyikan oleh ibunya sendiri.
Ya pasti Allie ngiranya Noah udah ngga mau lagi sama dia kan. Ngapain juga nunggu yang ngga pasti?
Pertemuan pertama mereka setelah terpisah tujuh tahun itu ternyata membawa Allie pada kenangan mereka di masa lalu. Noah juga mewujudkan impian Allie untuk tinggal di rumah kayu besar menghadap danau, berikut lengkap dengan studio lukis yang diinginkannya sejak remaja.
Saat itulah Allie harus memilih antara tunangannya atau cinta pertamanya.
Akhirnya Allie memilih Noah, cinta pertamanya. Mereka hidup bahagia namun bahagia itu ternyata tak bertahan selamanya. Noah harus menerima kondisi Allie yang demensia di usia senjanya. Melupakan semua kenangan tentang Noah dan juga anak-anak mereka.
Tapi guys, Noah tetap setia menunggu Allie, setia menemaninya di panti jompo yang ia bangun sendiri. Membacakan kisah mereka berdua setiap hari dan berharap Allie akan mengingatnya suatu saat nanti. Hingga di akhir hayatnya, Allie akhirnya mampu mengingat Noah dan kenangannya selama ini. Siapa sangka mereka juga menghembuskan nafas terakhir di malam yang sama, di atas tempat tidur yang sama sambil berpegangan tangan. Seolah saling menguatkan dan berjanji untuk terus bersama.
Terharuu banget gitu, meskipun tidak bisa dikatakan jarang banget ada lelaki yang setia, karena sesungguhnya lelaki seperti Noah banyak kok. Contohnya kakek kita, Ayah kita, dan mungkin suami kita nanti. Aamiin.
Akhirnya nonton The Notebook film bikin saya beristirihat dari hiruk pikuk isu perselingkuhan dimana-mana. Semoga saja tak ada lagi berita-berita yang membuat kita mengalami kegelisahan yang sama.
Semoga artikel ini bermanfaat ya!
Post a Comment for "Oase di Tengah Info Perselingkuhan, The Notebook Film Meredakan Kegelisahan Para Wanita"