Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Review Mask Girl, Dunia Memang Tipu-Tipu

review mask girl

Maju mundur mau menuliskan review Mask Girl ini, serial Netflix Korea Selatan yang tayang beberapa waktu lalu. Setelah nonton Celebrity, saya punya perasaan positif terhadap Mask Girl ini. Mungkin ceritanya ngga jauh beda dari dunia per-sosmed-an, dan saat ini cerita-cerita semacam itu sangat menarik untuk diikuti.

Gimana engga? Karena kita memang dekat dengan hal-hal itu. Siapa sih yang ngga main media sosial di dunia ini? Kalau pun ada, pasti dari generasi boomers yang sedang menikmati hidup. Tidak butuh pengakuan, tidak butuh informasi yang datangnya secepat air yang mengalir, dan tentu saja mereka juga tidak butuh pamor.

Namun ternyata Mask Girl ini beda banget sama Celebrity yang juga sempat hits dan menjadi tayangan nomor satu paling banyak ditonton di Netflix.

Sejak episode pertama saja saya sudah dibikin tercengang dengan adegannya.

Review Mask Girl, Mencintai Diri Sendiri Boleh Tapi Jangan Kepedean

review mask girl
Sosok Mask Girl saat tampil siaran langsung di media sosial 

Wajah jelek dengan cita-cita yang butuh "wajah cantik" menjadi problem yang menarik perhatian saya di episode pertama.

Tokoh si atasan Momi dan si Momi merupakan salah satu contoh narsistik yang menurut saya akan membawanya pada hal buruk. Sejak awal saya ngga berekspektasi si tokoh utama perempuan akan menjadi "setan" yang mengerikan. Saya justru khawatir karena dia dibully sana-sini, punya teman yang tak membantu juga, dan tentu saja berada di lingkungan kerja yang "rasis" juga ujung-ujungnya.

Namun saat ia berpikir untuk bisa menarik perhatian sang atasan yang sudah punya istri, saya langsung hilang simpati pada Momi.

Meskipun tidak sampai selingkuh atau setidaknya godaannya berhasil lah, tapi Momi bikin saya jijik. Tidak hanya dengan wajahnya, tapi juga sifatnya. Dari sini saya baru memahami tentang definisi buruk rupa yang sesungguhnya. Baik rupa maupun sikapnya.

Momi bahkan melakukan hal yang sangat berani meskipun dilakukan dengan "topengnya".

Melalui drama Mask Girl ini, saya jadi punya sudut pandang lain. Bahwa mencintai diri sendiri itu boleh banget, tapi jangan sampai berlebihan sampai "narsistik". Karena hal-hal tersebutlah yang akan membawa kita pada lubang kehancuran.

Self love berbeda dengan narsistik ya teman curhat! Jangan disamakan dan jangan meligitimasi dan meromantisasi korban bullying, lalu ia juga berhak menyakiti orang lain dengan cara yang sama atau bahkan lebih keji. Itu bukan self love namanya. 

Semua Tokoh Mask Girl Ngga Ada Yang Bener

Setelah lebih jauh saya nontonin episode demi episode yang tidak terlalu panjang itu, saya jadi tahu bagaimana seluruh tokoh di dalam Mask Girl.

Yang saya pikir tokoh laki-laki yang juga (buruk rupa) dan jatuh cinta pada Momi adalah pria yang baik dan tulus. Nyatanya nol besar hiks. Bahkan berubah menjadi sosok mengerikan sekaligus menjijikkan dalam drama ini.

Asli sih, pemerannya betul-betul berhasil memerankannya dengan sangat baik. Sampai-sampai penonton seperti saya ini terbawa dan jijik dengan tampangnya itu!

Termasuk sosok Ibu yang kehilangan anaknya dan seorang aktivis gereja. Siapa sangka seorang Ibu yang baik hatinya berubah menjadi sosok yang mengerikan hingga akhir. 

pemeran Petualangan Sherina 2

Jadi Mask Girl ini lebih pada lingkaran setan yang tidak berhenti karena rasa ketidakpuasan terhadap diri sendiri. Ditambah dengan perlakuan lingkungan terhadap orang-orang yang tidak dianggap "cantik" atau "ganteng".

Melalui Mask Girl kita harus belajar lebih seksama tentang memanusiakan manusia. Memperlakukan manusia setara, dan menahan hal-hal yang mungkin tidak bisa kita terima dengan melakukan hal-hal yang produktif. Acuhkan si pembully. Acuhkan apa kata orang lain tentang diri kita, apalagi jika dia benar-benar tidak tahu bahkan dekat dengan kita saja tidak. Abaikan.

So, karena drama ini mengandung hal-hal yang mungkin membuat tidak nyaman (seperti adegan sex, pelecehan, abusive, hingga menampilkan pembunuhan yang sadis) sangat tidak disarankan untuk nonton jika teman-teman mudah ketrigger dengan hal-hal seperti itu. 

Cukup tahu reviewnya saja dan Mask Girl tidak menjadi drama yang "harus kamu tonton karena bisa mengubah sudut pandangmu", NO. 

So, semoga artikel ini bermanfaat yaa! Baca juga rekomendasi drama Korea lainnya di sini yuk!




Han
Han Lebih suka dipanggil Han ketimbang Lohan. Menikmati sebagai penuntut ilmu sejati. Blogger cupu yang punya mimpi seperti bos kapanlagi

Post a Comment for "Review Mask Girl, Dunia Memang Tipu-Tipu"