Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Sekilas Kekurangan dan Kelebihan Jamu Tradisional vs Obat

Dari beragamnya jenis minuman yang ada di dunia ini, masih akrabkah kalian dengan yang namanya jamu? Meskipun sudah tidak pernah atau jarang mengonsumsinya, paling tidak masih biasa melihatnya dalam bentuk dagangan. Baik itu yang dijajakan oleh pedagang jamu keliling, maupun yang dijual dalam bentuk kemasan.

Jamu Tradisional vs Obat

Jamu adalah salah satu minuman khas Indonesia yang bukan sekadar minuman biasa. Jamu yang merupakan olahan dari berbagai macam bahan-bahan alami, adalah warisan leluhur yang punya peran besar dalam dunia kesehatan.

jamu tradisional vs obat

Berkat khasiat kandungan dari bahan-bahan alami yang ada di dalamnya, jamu sudah lama dijadikan sebagai salah satu solusi untuk menjaga daya tahan tubuh, mengobati berbagai penyakit, bahkan untuk urusan kecantikan pun bisa.

Selain terbuat dari bahan alami yang sebagian di antaranya juga bisa ditanam di halaman rumah, harga yang terbilang relatif pun membuat masyarakat Indonesia masih mengonsumsi jamu tradisional.

Akan tetapi, seiring berjalannya waktu yang diikuti dengan berkembangnya dunia pendidikan dan teknologi, keberadaan jamu tradisional mulai tergeser dengan datangnya produk-produk yang lebih modern, termasuk di dalamnya obat. Ingat, ya, hanya tergeser, bukan hilang sama sekali. Meskipun obat-obatan modern sudah banyak beredar, tetapi minat dan kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap jamu masih tetap tinggi.

Buktinya, di lingkungan saya sendiri, masih banyak yang lebih memilih mengonsumsi ramuan daun jambu untuk mengatasi diare, dibanding meminum obat modern dari berbagai merek yang beredar di pasaran.

Lanjut, mari kita flashback saat awal pandemi. Saat itu, masyarakat begitu heboh dengan beredarnya kabar tentang air rebusan bawang putih yang dipercaya mampu menangkal virus corona. Meski kemudian pemerintah mengonfirmasinya sebagai hoax, tetapi melihat besarnya respons masyarakat akan kabar tersebut, bisa dijadikan bukti bahwa masyarakat Indonesia masih percaya pada pengobatan dari bahan alam termasuk didalamnya jamu tradisional dalam dunia kesehatan.

Belakangan, yang ramai diburu adalah jahe merah. Khasiatnya yang dipercaya mampu meningkatkan kekebalan tubuh membuat masyarakat beramai-ramai mengonsumsi jahe merah yang sudah diolah agar bisa diminum.

Akan tetapi, meskipun terbuat dari bahan-bahan alami, bukan berarti jamu tradisional tidak lepas dari kekurangan. Mengonsumsi jamu tradisional tanpa memperhitungkan atau memperhatikan bahan baku, pengolahan, dan kondisi tubuh orang yang mengonsumsinya pun bisa jadi masalah. Sama seperti obat, mengonsumsi jamu secara sembarangan, misalnya dalam dosis yang berlebih pun bisa berakibat fatal.

Selain itu, jamu tradisional yang diwariskan oleh nenek moyang kita pun masih ada (atau malah banyak?) yang belum tersentuh uji klinis. Akibatnya, belum semua jamu tradisional bisa disebut aman. Beda dengan obat yang sudah melalui berbagai macam tahap pengujian sehingga dalam penggunaannya sudah ada hitung-hitungannya.

Kekurangan lainnya dari penggunaan jamu tradisional dalam hal kesehatan adalah efek yang dirasakan tidak bisa secara spontan. Untuk mengolahnya sendiri pun butuh waktu dan proses yang lebih lama jika dibandingkan dengan meminum obat modern.

Sementara itu, dari segi obat modern sendiri, meski punya kelebihan, tentu saja juga tidak lepas dari kekurangan.

Seperti yang sudah saya tuliskan di atas, dibanding jamu tradisional obat modern memang lebih dipilih untuk dijadikan bahan pengobatan karena sudah melalui serangkaian tahap pengujian, reaksinya lebih cepat, dan tidak merepotkan untuk diolah sendiri.

Kekurangannya, meskipun obat modern sudah diuji keamanannya, tetapi di sisi lain ia juga memiliki efek samping lebih besar dibanding jamu tradisional yang justru hampir tidak memiliki efek samping jika diolah dengan benar.

Dalam kemasan obat yang beredar di pasaran misalnya, pasti ada tertera efek samping dari penggunaan obat tersebut dalam jangka waktu tertentu. Pengendapan obat dalam tubuh pun nantinya akan berubah jadi racun yang bisa merusak organ tubuh.

Selain itu, obat sebagai produk yang dilahirkan karena perkembangan teknologi juga tidak bisa diolah sendiri. Beda dengan jamu tradisional yang bahan-bahannya bisa didapatkan dari alam.

Untuk rekomendasi obat tradisional, teman-teman juga bisa percayakan pada testimoni Mosehat untuk semua penyakit yang telah banyak mendapatkan testimoni positif dari penggunanya.

Itulah sekilas kekurangan dan kelebihan antara jamu tradisional dengan obat. Semoga bermanfaat, ya!

Han
Han Lebih suka dipanggil Han ketimbang Lohan. Menikmati sebagai penuntut ilmu sejati. Blogger cupu yang punya mimpi seperti bos kapanlagi

Post a Comment for "Sekilas Kekurangan dan Kelebihan Jamu Tradisional vs Obat"